Barong

Barong Using adalah kesenian barong yang diciptakan oleh masyarakat Using penduduk asli Banyuwangi. Wujud atau bentuk tokoh Barong Using memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan bentuk barong lain yang ada di Banyuwangi. Adapun ciri-ciri bentuknya adalah: tampang wajah menyerupai bentuk topeng raksasa dengan mata melotot, bercula, berkumis, bertaring, berjambang atau berjenggot, kepala berambut, memakai mahkota (tropong) dilengkapi dengan gelung supit urang seperti mahkota yang dipakai oleh tokoh raja dalam wayang, dan bersayap di sebelah kanan dan kiri.

Tari Gandrung sendiri bahkan sudah sudah menjadi ikon dan maskot bagi pariwisata Kota Banyuwangi sejak bulan Desember tahun 2000. Hal ini juga yang menyebabkan Banyuwangi dijuluki sebagai Kota Gandrung.

Pertunjukannya dapat berbentuk arak-arakan, dramatari, maupun yang lainnya. Pertunjukan Barong Using termasuk yang banyak diminati masyarakat Banyuwangi, baik mereka yang tinggal di kota maupun yang tinggal di pedesaan. Minat itu tampak dari antusias mereka untuk menyaksikan dan menanggap Barong Using scbagai sarana hiburan pada Pesta-pesta perkawinan, khitanan, hajatan, dan perayaan-perayaan lainnya. Saat ini terdapat lebih dari seratus grup kesenian Barong Using yang tersebar di beberapa daerah kecaniatan di wilayah Kubupaten Banyuwangi. Secara umum dalam pertunjukannya barong bersifat hiburan. Akan tetapi ada satu grup kesenian Barong Using yang masih menyelenggarakan pertunjukan untuk tujuan yang bersifat sakral. Barong sakral itu terdapat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi yang lebih dikenal oleh masyarakat Banyuwangi dengan sebutan Barong Kemiren. Ciri khas dari Barong Kemiren, selain pertunjukannya bersifat sakral, juga merupakan satu-satunya grup kesenian barong di Banyuwangi yang hingga kini masih tetap mempertahankan nilai-nilai budaya Using. Oleh karena itu pula bagi masyarakat Banyuwangi, penyebutan Barong Using sebenarnya lebih ditujukan untuk menyebut nama barong yang berasal dari Desa Kemiren, Kecamatan Glagah tersebut.

38_20221116_002330_0020

Kesakralan Barong Kemiren dapat dilihat dalam penyelenggaraan ritual Ider Bumi atau upacara selamatan desa yang selalu diselenggarakan pada hari raya kedua Idul Fitri Setiap penyelenggaraan ritual Ider Bumi di Desa Kemiren, merupakan suatu keharusan mengarak barong berkeliling, melintasi seluruh wilayah desa. Prosesi itu merupakan bagian ritual yang sangat penting bagi masyarakat. Mereka mempercayai, bahwa prosesi barong melintasi seluruh wilaya Desa Kemiren akan menyelamatkan mereka dari malapetaka, dan sebaliknya apabila hal itu tidak dilakukan mereka akan ditimpa malapetaka. Musibah itu dapat timbul sebagaí wujud kemarahan dhanyang desa, yaitu roh atau arwah Buyut sebagai penjaga Desa Kemiren yang merasa tidak diperhatikan lagi oleh masyarakat. Tokoh yang dimaksud ialah Buyut Cili yang dianggap sebagai penguasa atau dhanyang Desa Kemiren. Setelah ritual mengarak barong, pada malamnya dilanjutkan penyelenggaraan pentas dramatari barong. Uniknya, dalam setiap pertunjukan dramatari barong, tokoh Barong selalu mengalami kesurupan, hal tersebut membuktikan bahwa roh Buyut Cili telah datang kemudian masuk ke dalam diri tokoh Barong, dan itu berarti bahwa tujuan ritual dengan media pertunjukan barong tersebut telah mendapat restu dari dhanyang.

Fungsi Barong Kemiren secara primer sebagai media utama dalam ritual ritual Ider Bumi. Posisinya tidak bisa digantikan oleh berbagai bentuk seni pertunjukan tradisional lainnya yang terdapat di Desa Kemiren. Selain itu fungsi barong pada acara Ider bumi diantaranya yaitu sebagai sarana bersih desa, ritual kesuburan pertanian, sarana penghormatan leluhur, sarana pengobatan penyakit, sebagai hiburan dan sekaligus media pendidikan.

has been added to the cart. View Cart